

Pada November 2023, ketika pencarian gamelan dari Pameran Paris 1889 bukan lagi menjadi prioritas saya (bahkan, saya membayangkannya dalam keadaan rusak di loteng seseorang di Paris), saya menemukan sebuah artikel di pers Hindia Belanda yang mengungkapkan apa yang akan terjadi dengan gamelan itu setelah pameran berakhir: Gustav Mundt berencana menyumbangkannya ke museum etnografi di Hamburg. Beberapa menit kemudian, Luca Chiantore menemukan katalog museum (yang kini dikenal sebagai MARKK) yang memang mencatat masuknya sebuah gamelan pada Desember 1889 dengan nama Mundt (yang juga terlibat dalam Pameran Dunia di Amsterdam 1883 dan Chicago 1893). Dua bulan kemudian, akhirnya, kami berdiri di depan gamelan itu. Hari ini, artikel yang kami tulis bersama telah diterbitkan di The Galpin Society Journal. Artikel ini menceritakan sejarah gamelan sejak keberangkatannya dari pelabuhan Tanjung Priok pada 9 Maret 1889, serta menjadi studi pertama yang menganalisis karakteristik instrumen-instrumennya (soalnya sejak saat itu, gamelan ini telah tersembunyi dari pandangan publik, tanpa ada seorang pun di museum yang menyadari kisah besar yang dibawanya). Saya berharap tulisan ini dapat memberikan sedikit kejelasan mengenai peristiwa tahun 1889 (yang merupakan bagian dari penelitian S3 saya di bawah bimbingan Luca Chiantore dan Elena Torres) serta sejarah pembuatan gamelan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua teman yang telah membantu dalam penelitian ini. Artikelnya dapat diakses secara gratis melalui link berikut:
© 2025 by the authors and the Galpin Society. This article is an open access article distributed under theterms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY) license(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).